Guru SD Kesulitan Terapkan Kurikulum 2013 (K-13) |
Kesulitan implementasi K-13 disinyalir karena persiapan yang kurang di tingkat pusat hingga daerah. Contohnya buku panduan yang sama sekali belum rata diterima oleh sekolah, ditambah dengan kurangnya pelatihan yang diperuntukkan bagi guru.
Pasalnya, dalam kurikulum baru itu berisi materi belajar yang kedepankan kreatifitas dan inovasi peserta didik. Sistem itu tak hanya belajar satu pelajaran saja, tapi tergabung beberapa pelajaran yang dihubungkan dengan aktifitas sehari-hari.
Kendati telah gelar pelatihan terhadap sejumlah guru, hal itu tak akan efektif jika tak dilakukan evaluasi terhadap guru pengajar. Bisa saja penerapan tak sesuai dengan sistem K-13. Pelatihan terhadap guru tak bisa dilakukan dalam jangka waktu sepekan, karena banyak hal yang berubah dari KTSP 2006 ke K-13 harus dilakukan secara berkelanjutan.
Disamping itu, diperkirakan dengan bergantinya pemerintahan, bisa saja sistem pendidikan di Indonesia berganti lagi sesuai kebijakan menteri pendidikan baru.
Guru SD Kesulitan Terapkan Sistem Kurikulum 2013 (K-13)
Sebagian besar Guru SD merasa harus bekerja ekstra dan itu memang benar adanya. Karena para guru harus mampu menerapkan kurikulum dengan metode baru terhadap siswa-siswanya sesuai karakter masing-masing anak didik.Sebagian besar SD masih belum bisa menerapkan metode yang baru. Masih banyak dijumpai guru mengajar dengan metode lama.
Berikut ini merupakan ungkapan dari seorang Guru yang berpendapat terhadap penerapan sistem kurikulum 2013 (K-13) "Kebetulan sekolah yang saya damping berada di pelosok, bahkan untuk mengajak guru menggunakan metode baru saat ini masih sulit," ungkapnya.
Kesulitan Dalam Penilaian (K-13)
Karena adanya perbedaan sistem penilaian Kurikulum 2013 dirasa lebih rumit dibandingkan dengan penilaian pada KTSP tahun 2006, para guru tentunya kesulitan terkait cara memberikan penilaian murid. Oleh sebab itu, murid belum bisa aktif berperan seperti yang diarahkan kurikulum 2013. Masih dirasa rumit oleh para guru,"Kesulitan Orang Tua Murid terhadap Sistem Kurikulum 2013 (K-13)
Kesulitan juga dirasa oleh para orang tua murid. Salah satu orang tua murid bernama Diah (37) mengeluh, dirinya sering kesulitan ketika anaknya, Diana yang masih duduk di kelas 5 SD mendapat tugas atau PR.Ungkapan Para Orang Tua Siswa
Ungkapan dari salah satu orang tua siswa "Saya tidak paham ketika anak saya bertanya , sedangkan LKS sudah tidak ada, bagaimana saya mengajarkan? ""Dan masing-masing mempunyai potensi yang dimiliki sejak lahir, dan itu digali melalui pendidikan," ujarnya. Menurutnya, yang diharapkan dengan metode baru dalam kurikulum 2013 ini adalah guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa.
Kurikulum 2013 Segera dievaluasi
Evaluasinya karena keluhan dan penerapan di sekolah yang sangat sulit. Artinya, kurikulum itu dinilai tidak dapat mengembangkan karekter siswa.”Jika metode baik, guru-guru pun dapat mengajar dengan teknik yang baik. Karena itu pula, pihaknya akan berfokus pada evaluasi metode kurikulum tersebut.
Ada praktek dan kegiatan lain yang diberikan agar siswa bisa memahami mata pelajaran, ini yang sulit diterapkan,” tuturnya.
Selain itu juga, penerapan Kurikulum 2013 yang menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu pun banyak menghilangkan beberapa mata pelajaran lain. Dan juga melestarikan bahas daerah yang ada. Dan karena itu pula beberapa guru mata pelajaran Bahasa Sunda itu terpaksa mengurangi jam mengajar untuk mengantikan mata pelajaran lain.
Maka dari itu kami harap evaluasi kementerian ini bisa secepatnya dilakukan.
No comments:
Post a Comment